Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Sejarah Perkembangan Ilmu Geografi

Istilah geografi kali pertama diperkenalkan seorang ahli fislafat dan astronomi terkenal yang bernama Eratosthenes (276-194 SM). Menurutnya, geografi berasal dari kata Geographika yang berarti tulisan atau deskripsi tentang Bumi.

Pada masa itu, ilmu geografi pada umumnya menceritakan berbagai tempat di permukaan Bumi sebagai hasil penjelajahan ke berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan aliran Logografi. Selain memperkenalkan istilah Geographika, Erathosthenes juga merupakan orang pertama yang berhasil menghitung keliling Bumi secara matematis. Hal tersebut dilakuukan dengan membandingkan pajang busur dua kota di Mesir, yaitu Alexandria dan Seyne dengan panjang keliling Bumi secara keseluruhan. Adapun dari hasil pengamatannya, Eratosthenes memperkirakan panjang keliling Bumi adalah 252.000 stadia (1 stadia = 157). Hasil pengukuran Erathosthenes ini pada akhirnya menjadi dasar dalam pembuatan globe pertama yang dikembangkan oleh Crates (150SM). Bentuk globe pertama buatan Crates tentunya masih sangat sederhana.

Belajar Geografi, Geografi, Materi Geografi, Sejarah Perkembangan Geografi, Sejarah Perkembangan Ilmu Geografi, Geografi Umum, Geografi Khusus,
Sejarah Perkembangan Ilmu Geografi
Pengertian geografi ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan pemikiran, pemahaman, dan penelaahan manusia. Seorang ahli astronomis dan metematika bernama Claudius Ptolemaeus (87-150 M) dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis mengemukakakn bahwa geografi merupakan suatu penyajian melalui peta dari sebagian wilayah permukaan Bumi yang menunjukkan ketampakan secara umum.

Menurut Ptolemaeus geografi berbeda dnegan Chorografi, karen achorografi lebih mengutamakan ketampakan asli dari suatu wilayah bukan terletak pada ukurannya (bersifat kuanlitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sumbangan Ptolemaeus yang sanga berharga bagi perkembangan ilmu geografi dalam bidang pemetaan (kartografi). Selain itu Ptoleumaeus dianggap sebagai peletak dasar ilmu geografi.

Tokoh lain yang sangat dalam pengembangan kajian ilmu geografi adalah Bernhardus Varenius (1622-1650). Dalam bukunya yang berjudul Geographia Generalis, Varenius mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya bidang kajian geografi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Geografi Umum

  1. Bagian terestrial, yaitu pengetahuan tentang Bumi sebagai keseluruhan bentuk dan ukurannya.
  2. Bagian falakiah, yaitu bagian yang menelaah relasi Bumi dengan plent serta bintang-bintang di jagat raya.
  3. Bagian komperatif, yaitu deskripsi mengenai Bumi secara lengkap. Dalma hal ini meliputi letak relatif dari berbagai tempat di permukaan Bumi serta prinsip-prinsip pelayaran samudra.

b. Geografi Khusus

  1. Aspek langit, yaitu aspek yang secara khusus mempelajari keadan iklim.
  2. Aspek permukaan Bumi (litosfer), yaitu aspek yang mempelajari mengenai relif atau bnetuk muka bumi, flora serta fauna di berbagai wilayah di permukaan Bumi.
  3. Aspek manusia, yaitu aspek yang mempelajari aspek penduduk, perdangangan, dan pemerintahan di berbagai wilayah.
Geografi khusus ini kemudian berkembang menjadi geografi regional yang membahas berbagai wilayah di permukaan Bumi.

Perkembangan ilmu geografi juga dipengaruhi oleh adanya pemikiran yang beraliaran fisis determinis. Kelompok ini berpendapat bahwa keadaan alam suatu wilayah sangat menentukan sifat, karakter, dan pola hidup penduduk yang menempati daerah tersebut. Beberapa ahli geografi yang bealiran fisis determinis antara lain Karl Ritter, Friederich Ratzel, dan Elsworth Huntington.

Faham determinis banyak dipengaruhi oleh pemikiran Darwin dengan teori evolusi biologi dalam perkembangan makhluk hidup. Sebagai contoh, Ratzel (Jerman) menganggap negara sebagai organisasi hidup (makhluk hidup) yang dalam perkembangannya memerlukan makanan, minuman, dan ruang bagi kehidupan. Untuk memernuhi kebutuhan, suatu negara pada umumnya akan mencari dan menguasai wilayah-wilayah lain di sekitarnya, terutama wilayah yang lemah. Hunington (USA) berpendapat bahwa kondisi iklim suatu wilayah sangat menentukan tingkat kemajuan sosial budaya penduduknya.

Faham fisis determinis ini banyak ditentang oleh kelompok yang beraliran Posibilisme. Menurut kelompok posibilisme, yang sangat menentukan kemajuan suatu wilayah adalah tingkat kemampuan penduduk, sedangkan alam hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk diolah dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Tokoh utama aliran ini adalah Paul Vidal de La Blache (Prancis).

Itulah penjelasan mengenai Sejarah Perkembangan Geografi, semoga dari penjelasan di atas dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca sekalian. Mohon maaf jika ada suatu kesalahan. Kami terbuka akan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Terima kasih banyak sudah menyempatkan berkunjung dan membaca!

Posting Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Ilmu Geografi"