Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Pengertian Motivasi

  1. Pengertian Motivasi
Kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Motivasi adalah dorongan atau rangsangan yang diberikan oleh seseorang dengan maksud agar orang lain mengikuti apa yang dimotivasikan dengan menggunakan rasional.
Titik awal dari semua kegiatan adalah menimbulkan hasrat untuk berbuat sesuatu. Keinginan untuk berbuat sesuatu itu harus dinyatakan dengan adanya dorongan atau motif. Motif itu sendiri adanya tujuan tertentu dan dalam berbuat sesuatu itu harus dipelajari. Pengertian akan sesuatu nilai dalam berbuat itulah yang dinamakan motivasi.
Hamzah B. Uno (2008 : 31) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan ekternal pada seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
Menurut Mc. Donald (2007 ; 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan, sedangkan menurut Miftah Toha (1983 ; 201) Perilaku manusia hakekatnya adalah berorientasi pada tujuan atau dengan kata lain prilaku seseorang itu pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan.

Pendapat tersebut terlihat bahwa motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang oleh adanya tujuan yang menyangkut soal kebutuhan. Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting yaitu :

1. Bahwa motivasi mengawali terjadinya suatu perubahan energi pada individu. Walau motivasi     itu munculnya dalam diri manusia namun penampilannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3.  Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan.

Ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan-perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berpengaruh dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

2. Hakikat Motivasi

Setiap individu baik laki-laki maupun perempuan memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.

3. Macam-Macam Motivasi

Keberhasilan didalam melaksanakan suatu keinginan salah satunya ditentukan oleh besar kecilnya motivasi yang ada. Motivasi atau motif-motif  yang aktif itu sangat bervariasi, oleh karena itu dalam melaksanakan suatu pekerjaan motivasi itu sangat penting. Motivasi dipengaruhi oleh suatu daya yang berada didalam diri dan di luar diri seseorang, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Menurut Amier D. I (2000 : 162) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang adalah sebagai berikut :

1.      Motivasi intriksik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu sendiri, hal ini penting diantaranya adalah adanya kebutuhan dan adanya pengetahuan tentang kemampuannya sendiri.
2.      Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi atau tenaga yang berasal dari luar individu, hal ini penting diantaranya adalah ganjaran, hukuman, persaingan dan kompetisi. 

Baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik, keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja guru.

Menurut Sardiman A.M (1994 : 89) pada dasarnya motivasi dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1.      Motivasi intrinsik yaitu motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu ada rangsangan dari luar karena di dalam individu sudah ada.
2.      Motivasi ekstrinsik yaitu motif- motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Bila seseorang mempunyai motivasi yang tinggi maka kemampuannya untuk beraktivitas akan semakin tinggi pula.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa motivasi yang timbul dari dirinya untuk berbuat sesuatu yang muncul secara kodrati dari diri manusia itu sendiri disebut motivasi instrinsik, sedangkan dorongan yang berasal dari luar baik yang ditimbulkan dari suatu benda atau keadaan disebut motivasi ekstrinsik.

4. Dilihat Dari Jenisnya Motivasi

a. Motif primer (motif biogenetis)
Motif yang berasal dari kebutuhan kebutuhan organisme demi mempertahankan kehidupannya secara biloogis. Motif ini bersifat universal artinya tidak terkait pada umur, jenis kelamin, suku, dan lain lain. Motif ini juga tidak terkait pada lingkungan kebudayaan tempat orang hidup dan berkembang, maka motif ini sifatnya asli dan berkembang sendiri. Semua orang mempunyai motif ini yang sama jenisnya, namun setiap manusia mempunya reaksi yang berbeda dalam menanggapi motif – motif jenis ini. Perbedaan rekasi dapat disebabkan oleh pendidikan maupun lingkungan kebudayaan. Misalnya semua orang baik tua dan muda, kaya dan miskin, laki-laki/ perempuan pasti mempunyai motif lapar. Meskipun di dalam menanggapi motif lapar ini setiap orang mempunyai cara bereaksi yang berbeda – beda. Ada orang yang tidak dapat menahan rasa lapar dalam jangka tertentu. Yang termasuk dalam jenis motif ini adalah motif yang berasal dari kebutuhan organisme makhluk hidup dan yang bertujuan untuk pemuas kebutuhan organisme, disini disebutkan beberapa yang penting yaitu : lapar haus, bernafas, seksi, istirahat.

b. Motif Sekunder (Sosiogenetis)
Motif yang bersal dari kebutuhan organik demi kelanjutan hidup biologisnya dan bersifat asli. Motif ini berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang berada dan berkembang. Timbul sebagai akibat dari interaksi sosial dengan orang atau hasil kebudayaan. Motif ini bergantung pada hubungan manusia dengan lingkungannya. Karena Motif bergantung pada lingkungan, maka motif ini sangat bervariasi . Bila ditelusuri sampai dalam, motif ini seringkali bersumber pada motif biogenetis. Motif Sekunder dapat dibedakan menjadi 2 yaitu motif darurat timbul karena keadaan lingkungan sangat mendorong individu untuk mengambil tindakan darurat yang diperlukan, sedangkan motif obyektif adalah motif yang diarahkan untuk dapat berhubungan dengan orang/ hal yang berbeda di dalam lingkungannya. Motif darurat muncul untuk menguasai lingkungan, terutama membela diri dalam keadan darurat, sedang motif obyektif bertujuan semata - mata untuk berhubungan dengan lingkungan dan muncul tidak dalam keadaan darurat.

c. Motif ekonomi
Motif ekonomi berkaitan dengan pendapatan atau upah dan serta gaji mempunyai fungsi sosial atau ekonomi, dimana dengan fungsi sosial berarti karyawan dapat menjamin hidup bagi keluargannya, sedangkan dengan fungsi ekonomi berarti dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi seseorang.
Sedangkan kebutuhan yang sangat fundamental sifatnya adalah pekerjaan yang layak, karena pekerjaan yang layak merupakan wahana bagi seseorang untuk mempertahankan harkat dan martabatnya. Bagi seseorang mempunyai pekerjaan yang layak akan mampu:
  1. Memperoleh pendapatan yang wajar.
  2. Menghilangkan ketergantungan kepada orang lain.
  3. Memenuhi kebutuhan dalam arti fisik material.
  4. Memuaskan kebutuhan yang bersifat mental spiritual.
  5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan baik kesehatan diri sendiri maupun orang lain. ( S.P. Siagian, 1984: 90 ).

Oleh sebab itu, cara yang baik bagi seseorang untuk mempertahankkan dan meningkatkan harkat dan martabatnya adalah melalui kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuan, ketrampilan dan keahlian dalam suatu pekerjaan atau profesi tertentu untuk mana akan menerima imbalan atau jasa biasanya dalam bentuk upah atau gaji.

5. Ciri- Ciri Motivasi

Menurut Sardiman A.M (1994 : 83) motivasi yang ada pada setiap individu memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.      Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sampai selesai),
2.      Ulet dalam menghadapi kesulitan (tiadak mudah putus asa)
3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam msalah,
4.      Lebih senang bekerja mandiri.
5.      Cepat bosan pada tugas yang rutin
6.      Dapat mempertahankan pendapatnya
7.      Tidak mudah melepaskan pada hal yang diyakininya
8.      Senang mencari dan memecahkan soal-soal

Berdasarkan pendapat di atas, apabila seseorang memiliki ciri-ciri  seperti di atas, maka seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, maka dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan akan tercapai secara optimal sesuai dengan yang diharapkan.


6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalan dunia pendidikan dan dalam proses pembelajaran di sekolah, karena dengan adanya motivasi setiap individu diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan.

Faktor-faktor yang dapat mempengeruhi motivasi adalah sebagai berikut :
1. Faktor dari dalam individu, meliputi :
a. Faktor kebutuhan, yaitu dengan adanya kebutuhan, maka seseorang mempunyai dorongan untuk berbuat atau bertingkah laku.
b. Faktor minat, yaitu dengan adanya kecenderungan, maka seseorang akan mengikuti minatnya sehingga terdoronglah untuk berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan minatnya.
c. Faktor sikap, yaitu dengan adanya kecenderungan untuk berbuat yang selalu melihat pada tempat lingkungannya.
2. Faktor dari luar individu, antara lain mencangkup :
a. Dorongan- dorongan sebagai sumber factor
b. Pengalaman yang berulang kali
c. Tujuan khusus yang terarah

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Karena dengan adanya motivasi setiap individu diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan dalam setiap kegiatan yang di lakukannya.

7. Pengertian Profesi

Menurut Carr Saunders (Robinson, 1986 :166) telah menyarankan “suatu profesi mungkin didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang didasarkan atas studi dan pendidikan intelektual khusus yang tujuannya memberikan pelayanan yang terampil atau gaji yang ditentukan”. Menurut Millerson (Robinson, 1986: 168) menyatakan tiga cirri umum untuk mengidentifikasikan atribut “esensial” suatu profesi yaitu :
1.      Perilaku dan terorganisasi.
2.      Keterampilan yang didasarkan atas pengetahuan teoritis.
3.      Keperluan latihan dan pendidikan.

Menurut Soegito Reksodiharjo dalam Panji anoraga (1998 :71), menyatakan bahwa profesi adalah suatu bidang kegiatan yang dijalankan seseorang dan merupakan sumber nafkah baginya. Meskipun, lazimnya profesi dikaitkan dengan taraf lulusan akademi/ Universitas, suatu profesi tidak mutlak harus dijalankan oleh seorang sarjana. Walaupun objek yang ditangani dapat berupa orang atau benda fisik, yang menjadi penilaian orang tentang suatu profesi ialah hasilnya, yaitu yang berupa mutu jasa atau baik-buruknya penanganan fungsinya.

Dalam situasi yang penuh tantangan dan persaingan yang ketat seperti ini, kunci keberhasilan profesi terletak pada taraf kemahiran orang yang menjalankan. Taraf kemahiran demikian hanya dapat diperoleh melalui proses belajar dan berlatih sampai tingkat kesempurnaan yang dipersyaratkan untui dicapai.

Sehingga yang dimaksud dengan profesi adalah pekerjaan yang didalamnya terdapat beberapa ciri sehingga menjadi berbeda dengan pekerjaan yang labelnya bukan profesi. Dimana pekerjaan dapat disebut sebagai profesi ketika pekerjaan tersebut menggunakan perangkat teori yang sistematik, otoritas, perangkat nilai, norma, dan symbol-simbol serta pekerja yang professional dituntu melakukan pengawasan

8. Pengertian Guru

Menurut Ary H. Gunawan (2000 : 46), guru adalah administrator, informatory, konduktor dan harus berkelakuan menurut harapan masyarakat. Seorang guru sebagai pendidik dan pembangun generasi penerus bangsa diharapkan bisa berprilaku yang baik, bermoral tinggi demi masa depan bangsa dan Negara.

Menurut Ivo K (1991 : 31) Guru adalah pembimbing dan pengarah yang mengemudikan perahu, tetapi tenaga untuk menggerakan perahu tersebut haruslah berasal dari mereka atau murid yang belajar. Jadi para murid harus didorong dan dirangsang untuk belajar bagi diri mereka sendiri, tugas guru adalah menjamin bahwa murid-murid menerima tanggung jawabnya sendiri untuk belajar dengan mengembangkan sikap dan rasa antusiasme untuk keperluan ini.

Sedangkan dalam suratkeputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 1989, ditegaskan bahwa “guru adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, wewenang untuk melaksanaakan tugas pendidikan disekolah “. (Sekneg, 1989 : 4)
9. Guru Sebagai Profesi

Jabatan guru sebagai suatu profesi masih sering dipertanyakan, setidaknya  ada yang beranggapan bahwa guru bukanlah suatu profesi. Dedy Supriyadi (1999 : 24) menyatakan bahwa guru sebagai suatu profesi di Indonesia baru dalam taraf sedang tumbuh (Emerging Profession) yang tingkat kematangannya belum sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi lainnya, sehingga guru dikatakan sebagai profesi yang setengah-setengah atau semi profesional.

Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu. Robert B.Howsam. et al yang dikutip oleh Sutjipto dan Kosasi (1994 : 23) menyatakan guru harus dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan karena itu mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan semi profesional, malahan mendekati status jabatan profesi penuh. Di Indonesia upaya menuju profesionalisasi guru terus dilakukan, hal ini nampak dengan adnya peraturan yang menyatakan bahwa yang boleh menjadi guru hanya mereka yang berijazah dari program pendidikan keguruan atau akta mengajar dan dikeluarkan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), selain itu juga dengan dikeluarkannya Keputusan Menpan No. 26 tahun 1989, yang menentukan bahwa guru mendapat tunjangan fungsional sebagai pengajar.
Bahkan sekarang dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 39 ayat 2 dinyatakan bahwa : Pendidik merupakan profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.  Selanjutnya pada ayat 3 dikatakan bahwa : Pendidik yang mengajar pada suatu pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang mengajar pada suatu pendidikan tinggi disebut dosen.
Dari uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa guru adalah suatu profesi, dimana profesionalisme guru masih perlu ditingkatkan terus menerus. Pengembangan profesionalisme guru diakui sebagai hal yang fundamental guna meningkatkan mutu pendidikan.  Perkembangan profsional adalah proses dimana guru dan Kepala Sekolah belajar, meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai secara tepat. (Ray Bolam, 2002 : 103) menyatakan bahwa definisi pengembangan profesional adalah :
a.       Suatu proses yang terus menerus tanpa henti dari kegiatan pendidikan, latihan belajar dan support
b.      Mengambil tempat baik di luar atau di dalam tempat kerja.
c.       Secara proaktif terlibat dalam menentukan mutu : guru yang profesional, kepala sekolah dan pimpinan sekolah lainnya.
d.      Bertujuan terutama pada peningkatan belajar dan pengembangan profesionalisme pengetahuan, ketrampilan dan nilai.
e.       Membantu mereka untuk menetapkan dan mengimplementasikan perubahan nilai dalam perilaku mengajar dan kepemimpinan.
f.       Sehingga mereka dapat mengajar lebih efektif.
g.      Dengan demikian tercapai keseimbangan antara kebutuhan individual, sekolah dan nasional.
Profesi guru memiliki tugas untuk melayani masyarakat dalam bidang pendidikan,. Tuntutan profesi ini adalah memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada masyarakat.  Secara khusus guru dituntut untuk dapat memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan perancanaan yang sudah disusun. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan guru-guru yang profesional. (Usman, 2002 : 15) menyatakan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

10. Karakteristik Profesional Guru

Guru mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.  Adapun peranan guru menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 48) adalah  sebagai berikut:
1.  Kolektor
Guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan  nilai yang buruk.
       2.  Inspirator
Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.


       3.  Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
       4.  Organisator
Guru harus memiliki kegiatan pengelolaan, kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya.
       5.  Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.
       6.  Inisiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
       7.  Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan dapat memberikan kemudahan kegiatan belajar anak didik.
       8.  Pembimbing
Dalam hal ini kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
       9.  Demonstrator
Guru disini dijadikan sebagai alat peraga, yaitu apabila ada bahan yang sukar dipahami anak didik hendaknya guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara dikdatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik.
10. Pengelola kelas
Guru hendaknya harus dapat mengelola kelas dengan baik dan mengelola program belajar.
      11. Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun materiil.
     12.  Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki,dan menilai secara kritis   terhadap proses pengajaran.
     13. Evaluator
           Guru dituntut menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan   memberikan  penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.

Sedangkan menurut petunjuk Depdiknas (2004), bahwa berdasarkan pada prinsip-prinsip peningkatan kualitas profesional guru, maka dapat disebutkan karakteristik profesional guru  sebagai berikut :

Posting Komentar untuk "Pengertian Motivasi"