Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Faktor Asimlasi dalam Sosiologi


 Faktor Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama. (Sorjono Soekanto 1983:80)

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga syarat, yaitu:
1. terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
2. terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
3. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

Setelah ketiga syarat tersebut terjadi, kemudian untuk ada pula faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
2. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
3. Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6. Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya atau perkawinan campuran (Amalgamsi)
7. Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.

Dengan faktor-faktor yang mendorong Asimilasi tersebut, semakin tercapainya proses Integrasi pada penduduk. Namun ada pula beberapa factor yang dapat menghalangi proses asimilasi Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut.

1. Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas)
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
3. Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
4. Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya
5. Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut
6. Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
. Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa
(Soerjono Soekanto 2008:85)
Hasil dari proses asimilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Yang kemudian semakin mendukung berlanjutnya proses integrasi penduduk. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

Posting Komentar untuk "Faktor Asimlasi dalam Sosiologi"