Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

8 Teori Manajemen Keuangan

Teori manajemen keuangan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Mulai dari tahun 1900 hingga saat ini teori teori yang berhubungan dengan manajemen keuangan terus disempurnakan. Ada beberapa teori keuangan yang telah dikenal umum dikalangan praktisi, seperti:
  1. Teori pasar modal efisien (efficient capital market theory)
  2. Teori keagenan (agency theory)
  3. Teori struktur modal (capital structure theory)
  4. Teori dividen (dividend theory)
  5. Teori diskonto aliran kas (discounted casflow theory)
  6. Teori asimetri informasi (asymetric information theory)
  7. Teori portofolio (portofolio theory)
  8. Teori opsi (option theory)
teori keuagan
sumber gambar : freepngimg.com

Teori Pasar Modal Efisien (Efficient Capital Market Theory)

Sesuai namanya, salah satu teori keuangan ini berasumsi bahwa pasar modal efisien. Efisien dalam hal informasi. Maksudnya adalah semua harga sekuritas (saham atau obligasi) yang terdaftar di pasar modal mencerminkan menunjukkan informasi relevan yang dapat mempengaruhi harga sekuritas tersebut.

Ada asumsi asumsi lain dalam teori pasar modal efisien yang mengacu pada hipotesis pasar efisien ini, seperti :
  1. Asumsi tidak adanya pajak
  2. Asumsi tidak ada biaya transaksi, dan biaya biaya penghalang lainnya.
  3. Pasar modal bersifat persaingan sempurna
  4. Manajemen atau investor diasumsikan memiliki akses dan informasi yang sama
  5. Tidak ada biaya yang berhubungan dengan kesulitan keuangan (financial distress)
  6. Terdapat investasi yang bebas risiko dan ivestor bisa meminjam atau memberi pinjaman dengan tingkat bunga yang bebas risiko.
  7. Investor memiliki tingkat return ekspektasi yang sama
  8. Investor tidak bisa mempengaruhi harga saham. Walaupun menjual atau membeli saham dalam jumlah yang masif.
  9. Investor hanya bertindak karena pertimbangan ekspektasi pengembalian.
  10. Investor berpikir rasional. Menghindari risiko.
Seperti yang dikemukakan tadi, yang dimaksud efisien pada teori ini adalah efisien secara informasi, bukan efisien operasional. Untuk mendapatkan kondis efisien secara informasi, ada beberapa hal yang harus dipenuhi, seperti:
  1. Infrormasi yang diperoleh harus tanpa biaya dan harus tersedia bagi semua yang berhubungan dengan pasar modal dan pada saat yang bersamaan. Maksudnya semua pelaku pasar modal menerima informasi secara merata dalam waktu yang sama. Tidak ada yang menerima informasi tersebut lebih lambat atau lebih cepat dari yang lainnya.
  2. Investor secara individu tidak mampu dan tidak bisa mempengaruhi harga sekuritas.
  3. Pelaku pasar seluruhnya bertindak rasional. Semua pelaku pasar menginginkan hasil yang maksimal
  4. Tidak ada biaya pajak, biaya transaksi dan biaya biaya yang menghambat lainnya.
Tentu syarat syarat tersebut sangat sulit untuk dipenuhi, itulah kelemahan dari teori pasar modal efisien. karena nyatanya, informasi mengandung biaya dalam memperolehnya, investor bisa mempengaruhi harga saham,tidak semua pelaku pasar modal bertindak rasional dan sudah barang tentu adanya biaya transaksi dan pajak yang harus dibayarkan.

Teori Keagenan (Agent Theory)

Pada industri usaha kecil, pemilik usaha umumnya mengurus sendiri usahanya. Segala urusan operasional maupun nonteknis lainnya diurusi dan dihandel oleh pemilik sendiri. Namun pada perusahaan yang berskala besar, tentu hal tersebut sulit dilakukan.

Perusahaan berskala besar memiliki ribuan aktivitas yang tidak mungkin bisa dihandel sendiri oleh pemilik perusahaan. Untuk itulah pemilik perusahaan kemudian mengutus seorang yang ahli untuk mengelola segala urusan perusahaan. Dialah MANAJEMEN.

Manajemen adalah orang yang diutus pemilik perusahaan untuk mengelola perusahaan tersebut untuk bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dengan kata lain, manajemen adalah AGEN dari pemilik perusahaan (pemegang saham). Pemegang saham bisa disebut prinsipal.

Dalam perjalanannya, tidak jarang manajer perusahaan bertindak tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik perusashaan. Manajemen bisa memiliki tujuan dan cara yang tidak sama dengan apa yang diinginkan oleh pemilik perusahaan. Sehingga bisa memicu konflik diantara keduanya. Konflik yang terjadi biasanya disebut dengan agency problem. Agency problem bahkan bukan hanya berhubungan dengan manajemen dan pemegang saham, namun bisa melibatkan kreditur perusahaan. Kompleks.

Untuk meminimalkan konflik kepentingan antara agen (manajemen) dan prinsipal (pemegang saham), menurut teori keagenan bisa dilakukan dengan cara mensejajarkan antara kepentingan prinsipal dengan kepentingan agen.

Dalam perjalanannya, prinsipal harus mengawasi agen, dan pengawasan ini memerlukan biaya yang dikenal dengan agency cost.

Menurut Bathala [1994], ada beberapa cara untuk meminimalkan konflik kepentingan antara agen dan prinsipal, diantaranya:
  1. Manajemen diberikan saham, jadi manajemen adalah agen sekaligus pemegang saham (insider ownership).
  2. Rasio dividen terhadap laba bersih setelah pajak ditingkatkan
  3. Sumber pendanaan dari utang ditingkatkan. Ini supaya ada pihak ketiga (kreditur) yang juga akan mengawasi perusahaan.
  4. Meningkatkan kepemilikan saham oleh sebuah institusi.

Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)

Teori struktur modal diperkenalkan oleh Merton Miller (MM) dan Francisco Modigliani ditahun 1958. Teori keuangan struktur modal adalah hal yang berhubungan dengan keseimbangan antara modal dan utang perusahaan (utang jangka panjang).

Teori ini menjelaskan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dimasa yang akan datang. Dengan asumsi tidak ada pajak. 

Nantinya, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan berpengaruh pada besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Apabila kemampuan menghasilkan laba tinggi, harga saham akan mengalami kenaikan.

Jadi menurut teori struktur modal ini, strukture modal tidak relevan apabila dihubungankan dengan naik turunnya harga saham perusahaan.

Seiring berjalannya waktu, toeri ini kemudian dikembangkan dengan tidak lagi mengabaikan faktor pajak. Dengan adanya pajak, maka harga saham atau nilai perusahaan bisa dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan.

Semakin tinggi utang perusahaan maka semakin tinggi harga saham perusahaan. Mengapa ?
Setiap utang akan mengandung bunga. Bunga utang yang dibayarkan bisa mengurangi pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Adanya penghematan pajak ini adalah keuntungan bagi pemegang saham.

Teori Dividen (Dividend Theory)

Teori keuangan dividen yang diperkenalkan oleh Modigiani dan Miller (MM) yang juga dikenal dengan nama teori dividen tidak relevan menyatakan bahwa pembagian dividen kepada pemegang saham tidak ada pengaruhnya terhadap harga saham atau nilai perusahaan.

Nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan mengelola aktiva hingga menghasilkan laba bersih. Bukan ditentukan oleh kebijakan pembagian dividen. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tidak relevan bila dihubungkan dengan nilai perusahaan.

Dengan adanya pembayaran dividen, laba ditahan akan menjadi berkurang. Kebutuhan dana perusahaan tidak lagi bisa dipenuhi oleh laba ditahan. 

Alternatifnya, menurut teori ini, perusahaan bisa menerbitkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan dana. Tentu persentase kepemilikan saham bisa berubah dan akan menurunkan nilai perusahaan. Maka pembayaran dividen menurut MM hanya akan memindahkan atau membagi risiko dari pemegang saham yang lama kepada pemegang saham yang baru. 

Teori Diskonto Aliran Kas (Cashflow Discounted Theory)

Teori keuangan ini berangkat dari konsep nilai waktu uang (time value of money). Teori Diskonto aliran kas ini ingin menunjukkan apakan sebuah investasi menguntungkan atau tidak bila dikaitkan dengan nilai waktu uang.

Aliran kas perusahaan yang akan diperoleh dimasa mendatang bisa dinilai sekarang dengan menggunakan faktor diskonto.

Nilai uang setiap tahun akan menurun karena inflasi. Dulu uang Rp 1.000 sudah bisa membeli mie instan, namun sekarang sudah tidak bisa membeli mie instan lagi dengan merk yang sama. Itu hanya contoh kecil saja yang menggambarkan bahwa inflasi bisa terjadi setiap tahun dan nilai uang akan mengalami penurunan.

Misalkan anda memiliki uang 1 Miliar sekarang. Lalu anda memutuskan untuk diinvestasikan dan memperoleh pembayaran rutin setahun Rp 125 juta selama 10 tahun mendatang. Anda pasti tahu Rp 125 juta pertahun selama 10 tahun = 1,25 Miliar.

Jadi selama 10 tahun mendatang, uang anda sekarang Rp 1 M akan menjadi Rp 1,25 M

Apakah uang Rp 1,25 Miliar tersebut lebih tinggi nilainya dengan uang Rp 1 Miliar pada saat ini ?
Apakah uang Rp 1,25 Miliar tersebut lebih rendah nilainya dengan uang Rp 1 Miliar pada saat ini ?
Apakah uang Rp 1,25 Miliar tersebut lebih sama nilainya dengan uang Rp 1 Miliar pada saat ini ?

Kita tidak bisa mengira-ngira, metode diskonto aliran kas bisa menjawabnya.

Untuk contoh perhitungannya akan saya tuliskan dilain kesempatan jika ada waktu, maaf.

Tingkat bunga merupakan salah satu contoh faktor diskonto. Proses menilai aliran kas dimasa mendatang disebut dengan pendisontoan aliran kas (cashflow discounted). Proses pendiskontoan aliran kas terdiri dari :
  1. Estimasi aliran kas dimasa depan
  2. Penilaian resiko aliran kas dimasa depan
  3. Menganalisa penilaian risiko dikaitkan dengan aliran kas
  4. Penentuan nilai sekarang (present value) dari aliran kas
Metode diskonto aliran arus kas juga memperhatikan tingkat resiko aliran kas, return investsai dan jangka waktu investasi.

Kelemahan teori diskonto aliran kas ini adalah berdasarkan prediksi aliran kas, yang namanya prediksi ada kemungkinan prediksi tersebut tidak tepat. Prediksi yang tidak tepat maka langka investasi yang diambilpun menjadi tidak tepat pula.

Teori Informasi Asimetri (Asymetric Information Theory)

Secara umum, manajer perusahaan tentu lebih mengetahui informasi mengenai segala kondisi dan prospek dari perusahaan dibandingkan dengan para pemegang saham (investor).

Informasi yang diperoleh investor tentu berbeda dengan informasi yang dimiliki manajemen, atau paling tidak, informasi yang diterima investor tidak selengkap apa yang dimiliki oleh manajemen. Ketidak-seimbangan informasi ini disebut dengan "ASIMETRI"

Adanya kesenjangan informasi ini bisa merugikan investor. Ambil contoh sederhana, Seorang yang ingin membeli sofa. Penjual sofa tentu lebih mengetaui tentang produk sofa yang dijualnya. Lebih paham mengenai kualitas dan spesifikasi detail tentang sofanya. Pembeli hanya bisa menilai dari tampilan saja. Pembeli mungkin hanya mengetahui tentang warna dan tingat kenyamanan. Pembeli tidak tahu tentang kualitas dan spesifikasi sofa tersebut. Rangka, jenis kain, kualitas spon, kualitas jahitan dan lain lain tidak diketahui oleh pembeli.

Pembeli yang tidak memperoleh informasi selengkap penjualnya ada kemunginan akan memperoleh barang yang tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan atau mendapatkan harga yang overrated.

Demikian juga dengan manajemen perusahaan dan investor, asimatri informasi bisa merugikan investor dalam membeli saham perusahaan. Investor yang hanya mengetahui perusahaan lewat laporan keuangan saja tanpa memahami detail-detail lain yang bisa mempengaruhi prospek perusahaan. Investor bisa membeli saham perusahaan dengan harga yang overrated, lebih tinggi dari yang seharusnya dibayarkan akibat ketidaktahuan.

Teori Portofolio (Portofolio Theory)

Teori portofolio ini diperkenalkanoleh Harry Markowitz, peraih nobel ekonomi ditahun 1990. Menurut teori portofolio, risiko bisa dikurangi yaitu dengan cara mengkombinasikan aktiva/aset kedalam sebuah portofolio.

Risiko investasi bisa dikurangi dengan menginvestasikan dana yang dimiliki pada berbagai jenis investasi. Tidak pada satu jenis investasi saja. Jadi ketika sebuah investasi tidak menghasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan, masih ada investasi yang lain yang bisa menutupi investasi yang tidak sesuai dengan harapan tersebut.

Risiko investasi pada satu aset secara individu tentu lebih besar daripada risiko investasi pada beberapa jenis aset. Namun teori portofolio darii Harry Markowitz ini tidak menperhitungkan dengan jelas adanya hubungan risiko investasi dengan hasil atau return investasi.

Maka dari itu, William Sharpe kemudian menyempurnakan teori ini dengan memmperkenalkan teori keseimbangan yang mengaitkan hubungan antara return investasi dan risikonya.

Teori Opsi (Option Theory)

Teori opsi dikemukakan pertama kali leh Fisher Black and Myron Scholes pada tahun 1973. Opsi adalah sebuah hak untuk menjual atau membeli sebuah aktiva pada harga yang sudah ditentukan diwaktu yang juga telah ditentukan.

Teori keuangan ini bisa membantu dalam memahami penilaian surat berharga atau sekuritas yang mempunyai opsi (option) seperti contohnya obligasi konversi dan warrant.

Posting Komentar untuk "8 Teori Manajemen Keuangan"